Kalau lo tumbuh nonton Serie A tahun 90-an, nama Giuseppe Signori itu kayak cheat code. Dia kecil, lincah, gak punya badan kekar kayak Vieri atau Batistuta, tapi tiap kali pegang bola, ada satu hal pasti: ancaman.
Striker kidal dengan gaya nendang yang khas banget. Gak neko-neko. Gak banyak gerakan. Tapi efisien banget. Lo kasih bola ke dia? Goal udah 80% di depan mata.
Tapi anehnya, Signori adalah salah satu penyerang terbaik Italia yang… gak pernah main di Piala Dunia. Gila, kan?
Awal Karier: Jalan Panjang dari Bawah
Giuseppe Signori lahir 17 Februari 1968 di Alzano Lombardo, Italia. Karier mudanya gak langsung melejit. Dia:
- Gagal menembus tim utama Inter Milan
- Dibuang ke klub-klub kecil macam Leffe dan Piacenza
- Sempat diragukan karena postur pendek (sekitar 170 cm)
Tapi di usia 22, dia dapet angin segar di Foggia, klub asuhan Zdeněk Zeman. Dan di sinilah, dunia mulai ngelihat versi awal “Si Kaki Kiri Sadis.”
Foggia: Gacor di Tangan Zeman
Zeman itu pelatih yang doyan main ofensif total. Pressing gila, passing cepat, dan striker wajib produktif. Signori?
Langsung meledak.
Main sebagai:
- Second striker / winger kiri
- Penetrator dari sisi lapangan
- Eksekutor utama bola mati
Gaya mainnya:
- Sering cutting inside dari kiri
- Tembakan kaki kiri tajam banget
- Gak perlu banyak sentuhan buat eksekusi
Bersama Foggia, dia cetak 11 gol dalam satu musim Serie A pertamanya. Itu udah cukup buat menarik perhatian klub besar. Masuklah tawaran dari Lazio.
Lazio: Era Emas Sang Sniper
Tahun 1992, Signori resmi gabung Lazio. Di sinilah dia berubah jadi ikon. Gak butuh waktu lama buat ngeluarin taji:
- Top skor Serie A 3 kali (1993, 1994, 1996)
- Cetak lebih dari 100 gol buat Lazio
- Jadi kapten dan idola publik Olimpico
Ciri Khas Signori:
- Nendang penalti tanpa ancang-ancang
- Bola mati? Kaki kiri-nya kayak remote
- Gaya dribbling pendek, tapi tiba-tiba shoot keras
- Selalu tahu celah di antara bek
Yang paling aneh?
Dia bukan striker murni. Kadang dia main sebagai winger kiri. Tapi tetap… tiap musim bisa 20+ gol.
Gaya Main: Simple, Deadly, dan Penuh Akurasi
Gak ada gerakan berlebihan. Signori bukan pemain “show.” Tapi dia:
- Cerdas positioning
- Punya timing luar biasa
- Finishing yang jarang miss
Penalti?
Ini dia yang bikin dia legendaris:
- Hampir selalu tanpa ancang-ancang
- Langsung satu langkah, BOOM!
- Lawan kiper gak sempat baca arah
Gaya ini sekarang ditiru banyak pemain, tapi zaman dulu? Cuma dia yang berani.
Timnas Italia: Ironis Banget
Signori punya statistik top:
- 28 caps
- 7 gol
Dia ikut Euro 1996 dan jadi bagian dari skuad runner-up Piala Dunia 1994, tapi… nyaris gak pernah dipakai di posisi aslinya.
Pelatih Arrigo Sacchi sering mainin dia di sayap kiri, bukan striker. Padahal semua orang tahu, posisi favorit Signori itu:
- Second striker
- Di dalam kotak
- Bukan nunggu di pinggir lapangan
Puncak tragisnya?
Dia gak dibawa ke Piala Dunia 1998. Gila. Padahal performa di klub lagi top.
Fans Italia sampai sekarang masih sebel soal ini. Karena siapa tahu, kalau Signori dimainin di posisi asli… Italia bisa lebih jauh.
Bologna: Masih Gacor Meski Udah “Tua”
Setelah cabut dari Lazio tahun 1997, Signori pindah ke Sampdoria, tapi performanya drop. Tapi saat gabung Bologna di usia 30 tahun ke atas, dia malah:
- Bangkit lagi
- Cetak 15–20 gol per musim
- Jadi leader tim muda
- Masih eksekusi penalti kayak biasa: satu langkah, gol
Orang bilang, striker model begini gak butuh fisik. Cuma butuh otak, posisi, dan akurasi. Dan Signori punya semua.
Statistik Keren
- 188 gol di Serie A (top 10 sepanjang masa)
- 3 kali capocannoniere (top skor)
- Top skor Lazio dekade 90-an
- 70%+ penalti conversion rate
- Salah satu pemain paling konsisten, meski gak pernah main di klub “super besar”
Karakter: Kalem, Profesional, dan Humble
Signori bukan pemain yang suka bikin ribut. Dia:
- Dikenal rendah hati
- Gak haus media
- Dihormati semua pelatih dan pemain
Tapi karena terlalu “lowkey,” banyak fans generasi baru yang gak tahu betapa bahayanya pemain ini. Padahal dulu, bek Serie A takut banget kalau lawan Lazio dan Signori lagi main.
Pasca Pensiun & Kontroversi
Setelah pensiun, Signori sempat:
- Jadi komentator dan analis TV
- Aktif di kegiatan sepak bola lokal
Tapi tahun 2011, dia sempat tersangkut kasus pengaturan skor (calcioscommesse). Namanya disebut, tapi dia membantah semua tuduhan.
Setelah proses panjang, tahun 2021 dia resmi dibebaskan dan direhabilitasi. Reputasinya kembali bersih, dan dia balik lagi ke dunia bola, khususnya di acara legenda Lazio.
Legacy: Bukan Raja Iklan, Tapi Raja Gol
Giuseppe Signori gak punya trofi Piala Dunia. Gak pernah angkat Liga Champions. Tapi dia punya:
- Respek dari fans sepak bola sejati
- Gol-gol teknis yang bikin takjub
- Gaya penalti paling unik dalam sejarah
Dan buat banyak fans Lazio, dia tetap jadi striker terbaik yang pernah mereka punya.
Penutup: Signori, Striker Tanpa Drama Tapi Penuh Gol
Dia bukan pemain generasi “sorotan”, tapi dia selalu ada di momen penting. Gak peduli lawan siapa, selama bola sampai di kaki kirinya, semua stadion tahan napas.
Signori buktiin bahwa lo gak perlu postur gede, gak perlu gimik. Yang penting: teknik, insting, dan kepala dingin.